Pengalaman Tidur Rutin Sesudah Bersahur

Kenapa menurut Ria tidur setelah sahur berbahaya? Yuk simak! Masih ingatkan tentang artikel sebelumnya yang membahasan menjaga kesehatan di bulan puasa? Memang aktifitas tidur tidak membatalkan ibadah puasa namun tidur sehabis makan sahur semestinya dihindari. Kalau bisa jangan tidur sehabis makan sahur alasannya akan mempunyai imbas buruk bagi kesehatan.

Pekerjaan selaku karyawan bank swasta di Jakarta membuat Ria sering pulang malam. Secepat-cepatnya, Ria akan bisa beranjak tidur pada pukul 22.00 WIB.

Pada hari-hari biasa, hal itu mungkin tak terlalu terasa. Namun, dikala Ramadan, Ria lumayan kelimpungan sebab mesti bangun pukul 03.00 WIB untuk mempersiapkan sahur buat keluarganya. “Kaprikornus saya cuma tidur lima jam, padahal lazimnya mampu tujuh jam,” ujar Ria

Untuk memperbesar waktu istirahatnya, Ria pun tidur sehabis sahur dan salat subuh. Bukan hanya oleh Ria, kebiasaan ini juga dijalankan banyak orang.

Sepertinya tak ada yang salah dengan kebiasaan itu. Padahal tidur setelah makan kenyang punya efek yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Dokter spesialis penyakit dalam serta konsultan penyakit lambung dan pencernaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr Ari Fahrial Syam, memberikan tidur sehabis makan bisa mengacaukan metode pencernaan, khususnya lambung. “Setelah makan, masakan akan disimpan di dalam lambung. Nah, di dikala kita pribadi tidur, makanan itu akan berbalik arah lagi ke atas,” ujarnya.

Kondisi ini disebut dengan refluks esofagus atau esophageal reflux, yaitu kembalinya kuliner dari lambung ke dalam esofagus (terusan yang memuat masakan dari ekspresi ke perut).

Jika setelah makan pribadi tidur, masakan yang gres saja meraih lambung akan berbalik arah menuju kerongkongan. Asam lambung pun akan ikut terbawa.

Hal ini bisa mengakibatkan gangguan, seperti kerongkongan terasa kering, panas, mual, mulas dan ingin muntah. Efeknya kian parah bila terjadi pada orang dengan riwayat penyakit maag atau tukak lambung.

Kandungan asam sampai ke kerongkongan, kadang meraih terusan pernapasan , mampu menjadikan inflamasi (peradangan) serta kerusakan pada kerongkongan, paru-paru dan laring (kotak bunyi).

Proses ini disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Hal ini ialah salah satu aspek yang mampu membuatkan risiko terkena kanker kerongkongan. “Itu umumterjadi bila seseorang mengalami GERD balasan naiknya asam lambung. Lebih sering terjadi pada orang yang mempunyai gangguan tidur, mirip ngorok,” tutur dr Andreas Prasadja RPSGT.

Dokter Andreas menyampaikan, sewaktu mendengkur, terusan napas tersumbat, sedangkan paru-paru terus mengambil udara. Tetapi, alasannya adalah tidak ada udara yang masuk lantaran terhalang , justru kuliner di jalan masuk cerna akan naik sehingga bisa mengakibatkan muntah.

Lantas mesti bagaimana? Sebab, selain menciptakan produktivitas menurun, kurang tidur mampu menimbulkan gangguan kesehatan. Dokter mahir kesehatan tidur itu pun menyarankan untuk mengatur waktu sahur. Usahakan tidak sahur terlalu dini, melainkan mendekati waktu imsak, sekitar pukul 04.00 WIB.

Dengan sahur menjelang imsak, kita tidak perlu bangun terlalu dini sehingga mengakibatkan kurang waktu tidur. Selain itu, kita tidak perlu menunggu terlalu usang untuk salat subuh. Jika sesudah salat subuh pada pukul 05.00 WIB masih terasa mengantuk, kembalilah tidur.

Namun, untuk menyingkir dari gangguan kesehatan, posisikan kepala lebih tinggi dari badan. Gunakan bantal agak tinggi untuk menyangga kepala. Hal ini agar makanan dari lambung tidak berbalik ke arah kerongkongan. Atau bisa juga tidur dengan setengah duduk atau tidak berbaring.

Jika cukup tidur, ahli gizi Rita Ramayulis menyarankan untuk tidak tidur setelah sahur. Dalam kondisi kenyang, anutan darah berisi oksigen dan sari kuliner akan menuju ke sekitar lambung. “Saat tidur, kerja organ menurun, makanan tidak dicerna optimal, enzim tidak melaksanakan pekerjaan maksimal, anutan darah berpusat di lambung. Saat bangun, tubuh mampu dua kali lebih lemas,” tutur Rita.

Sumber: majalahdetik.
Julia

Julia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *