Cara Membimbing Anak Agar Berpikir Positif

Kataviral.com – Bagaimana kalau anak telah kadung berpola pikir negatif? Tak ada kata telat. Sekalipun tidak mudah, apalagi bila anak telah beranjak balig cukup akal, tetapi pola pikir negatif tetap bisa diubah. Anda tak perlu cemas, meski hasil survei terhadap 3.000 anak usia sekolah menunjukkan 80 persen dari mereka berpikiran negatif. Survei ini diadakan Pusat Intelegensia Kesehatan terhadap anak sekolah di Indonesia.

1. Butuh kesadaran dan penerimaan dari orang tua. Coba telusuri, apakah sepanjang pertumbuhan dan kemajuan anak ada faktor yang membuatnya berpikiran negatif. Baik faktor tugas orang tua, figur penting lainnya, maupun lingkungan. Bisa saja ada peristiwa tertentu yang menyebabkan terbentuknya pola pikir negatif.

2. Ajak anak mengatakan tentang dirinya sendiri. Ajak anak menggali kelebihan yang ia miliki, hal-hal yang masih perlu ia tingkatkan lagi, dan apa saja yang mampu ia lakukan untuk menolong orang lain. Cara ini bisa membantu anak menemukan lagi rancangan diri sekaligus membentuk pandangan dirinya secara nyata. Yakinkan anak bahwa setiap anak itu unik, Istimewa, dan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki anak yang lain. Anak usia sekolah bisa diajak bicara demikian.

3. Sampaikan pada anak, ia dapat menjadi yang terbaik versi dirinya sendiri. Contoh, nilai ulangan bahasa Inggris temannya lebih anggun daripada nilai yang diperoleh anak. Namun nilai yang anak dapatkan adalah hasil usaha terbaiknya. Sampaikan pada anak, itulah hasil yang ia capai dengan usahanya sendiri. Makara, ia juga harus besar hati dengan apa yang sudah ia raih.

4. Berikan pujian secara tulus pada hal sekecil apapun yang dilaksanakan. Sekalipun anak hanya mengambilkan barang yang Anda minta, misal, Anda tetap mesti mengucapkan terima kasih selaku bentuk penghargaan atas kebaikannya. Begitu pula jikalau anak menolong Anda melaksanakan pekerjaan rumah tangga, pujilah hasil kerjanya itu.

Tak cuma itu, dikala anak bercerita perihal apa yang ia alami sehari penuh di sekolah, Anda perlu menyimak dan memerhatikannya. Hal-hal yang terlihat sederhana inilah yang justru menjadi poin paling penting dalam membentuk pola pikir faktual. Pasalnya, di ketika anak menerima respons dan respon konkret dari orangtua, ia akan merasa disayangi, diperhatikan, dan dihargai. Pada kesannya, ia tahu bahwa dirinya sangat berguna.

5. Orang tua perlu bersikap konsisten terhadap setiap sikap dan ucapan. Anak selalu menempatkan orang tua selaku contoh, role model. Jika orang tua dapat menjadi langsung yang positif dan punya persepsi diri yang nyata pula, anak akan melihat ini selaku pola. Bukan memiliki arti orang tua tak boleh mengekspresikan emosi negatifnya.

Yang penting, jangan lakukan di depan anak, terlebih jikalau si anak belum mampu memahaminya. Jadi, seperti halnya sewaktu ibu dan ayah bertengkar, lakukanlah di kawasan tertutup dan tidak di depan anak. Atau, tunjukkan kematangan Anda selaku orang tua dengan merespon emosi negatif secara hening.

Demikian Peran orang tua dalam mengubah pikiran negatif pada anak, mudah-mudahan bermanfaat untuk para orang tua dan mampu menerapkannya dalam pola asuh terhdap anak.
Normila

Normila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *