Bisnis Yang Berpotensi Saat Pandemi

Kataviral.com – Sejauh ini, telah ada beberapa sektor perjuangan yang sudah terusik bisnisnya. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada kuartal I 2020, dunia usaha mengalami penurunan kinerja sebesar 5,56 persen. Pengamat pemasaran Inventure Consulting Yuswohady menyampaikan 11 sektor bisnis naik daun di tengah peristiwa nasional virus corona. Sektor itu berhubungan dengan acara penduduk di rumah alasannya kebijakan social distancing, work and school from home. Antara lain, groseri atau belanja bahan makanan, logistik dan pengantaran, jual beli elektronik atau e-commerce, hingga jasa layanan antar kuliner.

Sektor-sektor bisnis di atas terkait pola hidup dirumah aja yang didengungkan sebagian besar masyarakat. Dari sana, ia menyebut timbul potensi untuk bisnis kedepan. Ujung simpulan dari pola hidup dan bisnis stay at home tersebut yaitu stay at home economy. Berdasarkan survei Nielsen pada Maret kemudian, ada 30 persen konsumen Indonesia lebih sering berbelanja online setelah pemberlakuan social distancing. Belanja online tidak cuma untuk produk fesyen mirip yang terjadi selama ini, tetapi mulai mengarah ke grocery dan keperluan rumah tangga sehari-hari. Meningkatnya undangan belanja online ini. akan mendongkrak bisnis logistik.

Masih bersumber dari Nielsen, ia mengungkapkan permintaan jasa pesan antar makanan juga naik. Pada Maret, sebanyak 22 persen yang di survei Nielsen mengaku lebih sering menggunakan layanan pesan antar kuliner dan 19 persen lebih sering untuk melakukan take-away.

Untuk mempertahankan bisnis di periode Pandemi Corona, beberapa hal perlu di lakukan, diantaranya ialah:

Peluang dan Manajemen Bisnis Saat Pandemi

1. Periksa kondisi keuangan bisnis

Tidak ada yang bisa memastikan kapan wabah virus corona ini akan selsai. Selama wabah belum berujung dan kepastiannya, pasti keadaan perekonomian belum akan kembali ke titik normal. Hal itu terang akan menghipnotis kelancaran bisnis Anda. Lakukan pengecekan mendalam kepada keadaan keuangan bisnis.

Salah satu hal penting yang perlu Anda periksa yaitu keadaan likuiditas alias cash on hand. Likuiditas menyerupai darah dalam suatu tubuh. Dalam keuangan rumah tangga, biasa juga disebut sebagai dana darurat alias emergency fund. Bila kondisi likuiditas tidak kondusif, masa depan bisnis juga terancam. Coba hitung berapa besar tingkat likuiditas usaha, hingga berapa lama Anda mampu menghidupi bisnis dalam situasi tanpa pemasukan? Idealnya, Anda masih memiliki cash on hand untuk operasional 12 bulan ke depan. Bila kurang dari itu, Anda perlu mempertimbangkan pengawalan likuiditas agar bisa menjaga bisnis di tengah krisis corona ini.

2. Persiapkan diri untuk skenario terburuk

Musibah wabah semasif pandemi COVID-19 ini terperinci kuat besar kepada bisnis siapapun. Bukan cuma pasar yang mendadak lesu secara drastis seiring kebijakan physical distancing, gangguan supply chain juga mengganggu acara bisnis. Belum lagi penghapusan seruan atau project yang sebelumnya sudah disepakati seiring peristiwa wabah ini. Hal itu terang mensugesti nasib bisnis. Maka itu, sebagai langkah persiapan, buatlah business plan yang juga memuat proyeksi atau forecast atas keberlanjutan usaha Anda paling tidak hingga setahun ke depan. Misalnya, proyeksi dari segi pemasukan perjuangan, tingkat pengeluaran, kelanjutan permodalan dan sebagainya.

3. Berhematlah!

Wabah COVID-19 ditakutkan mengakibatkan krisis finansial yang lebih jelek dibandingkan krisis keuangan yang pernah terjadi sebelumnya. Penting bagi Anda menempuh tindakan extraordinary supaya nafas bisnis bisa berjalan lebih usang. Langkah wajib yang perlu Anda tempuh adalah menekan pengeluaran dengan berbagai cara supaya likuiditas bisa lebih kuat. Misalnya, menekan ongkos operasional dari pos-pos rutin mirip tagihan listrik, air dan internet.

Contoh mudah, perjuangan Anda di bidang food and beverages. Kebijakan work from home menciptakan pembelian di tempat turun drastis. Anda bisa menekan biaya operasional dengan memaksimalkan layanan delivery order yang tidak memerlukan kehadiran karyawan terlalu banyak. Karena tidak melayani pembeli sit in, Anda juga tak perlu menyalakan semua lampu dan mesin pendingin udara di kedai sepanjang waktu operasional. Hemat juga biaya penjualan dengan memaksimalkan media umum saja secara organik. Tunda dulu pengeluaran untuk belanja modal yang menguras dana besar. Bila memungkinkan, lakukan negosiasi dengan suplier terkait pembayaran yang mungkin bisa diperpanjang. Pertimbangkan juga perundingan dengan perbankan jikalau pembayaran cicilan utang terasa memberatkan.

4. Beri pemahaman pada karyawan

Krisis pandemi COVID-19 yakni masa sarat keprihatinan. Bila tidak waspada, bisnis bisa gulung tikar dalam sekejab balasan tak kuat diterjang tsunami COVID-19 yang dahsyat. Cara menjaga bisnis di tengah krisis corona selanjutnya ialah ajak bicara karyawan-karyawan Anda untuk turut bahu membahu, saling memperkuat diri di masa yang berat ini.

Sampaikan pada karyawan tentang fokus Anda saat ini ialah menjaga kelangsungan perjuangan supaya jangan sampai gulung tikar yang bisa memicu pemutusan relasi kerja. Supaya itu mampu dicapai, karyawan harus rela melewatkan peningkatan gaji ataupun pemberian bonus seperti umumnya. Paling tidak hingga kondisi kembali normal.

5. Genjot penjualan dengan cara paling murah

Wabah COVID-19 mewajibkan banyak orang menyingkir dari kerumunan untuk mengerem penyebaran virus. Terapkan seni manajemen yang paling tepat semoga penjualan tetap meraih target dengan ongkos termurah. Misalnya, bisnis Anda yaitu sektor F&B yang tadinya mengandalkan kunjungan customer secara langsung. Dalam situasi sekarang, hal itu terperinci sukar terjadi. Geser strategi untuk mengoptimalkan layanan delivery order, drive thru atau menggencarkan promo berlangganan.

Misalnya, tawarkan harga lebih hemat bagi customer yang menentukan pembelian berlangganan selama sepekan. Atau, berikan voucher jikalau ada pembelian hingga nilai tertentu di mana voucher itu cuma berlaku jikalau ada pembelian lagi di depan senilai tertentu.

6. Kampanyekan nilai lebih layanan

Kampanyekan pada target pasar Anda nilai lebih yang dapat Anda berikan selama suasana krisis ini. Misalnya, Anda bergerak di jasa layanan internet. Kebutuhan penduduk atas internet meningkat tajam selama imbauan #DiRumahAja. Supaya tetap unggul di tengah persaingan, galakkan penawaran promo yang menawan mirip kuota khusus bagi pelajar yang belajar di rumah dan sebagainya.

Bila bisnis Anda di segmen kuliner atau minuman, tentukan Anda mengkampanyekan kesepakatan bisnis mendukung sanitasi. Misalnya, para pramusaji selalu mengenakan masker dan sarung tangan untuk memastikan minuman yang dibuat steril, menawarkan hand sanitizer bagi jasa delivery yang mengambil barang pesanan dan sebagainya.

7. Optimalkan teknologi pendukung

Banyak teknologi yang bisa Anda manfaatkan supaya kegiatan bisnis bisa berlangsung senormal biasanya. Misalnya, untuk meeting dengan tim sehari-hari, mempergunakan aplikasi Zoom. Begitu juga jika perlu berkomunikasi dengan klien, Anda bisa mengajak pemakaian video conference call. Optimalkan aplikasi working deck seperti Slack atau Trello biar kerja tim tetap terpantau kapan saja. Dengan pertolongan teknologi yang tepat, aktvitas kerja dan bisnis mampu Anda upayakan senormal mungkin.

Rama

Rama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *